on Kamis, 27 Juni 2013
Belajar adalah proses seseorang untuk dapat memahami apa yang belum pernah di ketahuinya sehingga menjadi tahu dan dari yang sebelumnya bisa menjadi bisa, atau bahkan mahir dalam hal tertentu. Cara belajar yang umum digunakan banyak orang adalah dengan beberapa cara yakni, Mendengarkan, Melihat, dan Mencoba. Ketiga unsur tersebut saling mengikat sehingga semuanya saling menunjang untuk bisa seseorang mendapatkan ilmu yang ingin diterimanya. Dalam bahasan ini akan coba dijelaskan satu persatu pengertian-pengertian dari ketiga unsur tersebut dalam proses belajar dan mengapa semuanya saling menunjang.
1.       Mendengar
Proses Mendengar adalah proses seseorang menangkap suatu suara yang timbul sehingga menjadi sesuatu yang memiliki arti setelah kita pahami makna dari suara yang terdengar.

2.       Melihat
Proses Melihat adalah proses seseorang merekam sesuatu yang ada pada pandangannya sehingga timbul rasa untuk memberikan respon baik positif atau pun negatif sesuai daya nalar seseorang.

3.       Mencoba
Mencoba adalah proses seseorang mempraktikan langkah-langkah atau teori-teori dari proses belajar yang sudah ia lakukan sehingga yang di ketahuinya bisa lebih dipahami sampai ke dampak positif atau negatif dan baik atau buruk untuk di coba lagi. Pada proses inilah unsur-unsur yang sudah dibahas sebelumnya bisa dibuktikan bahwa semua unsur saling terikat dan saling menunjang dalam proses belajar.
Setelah kita tahu teori tentang ketiga unsur dari proses belajar diatas, maka kitapun sepantasnya dapat menyimpulkan bahwa apa yang dilakukan oleh kita pun akan ditiru oleh orang-orang yang melihat tingkah kita dan mendengar ucapanpan kita, sehingga baik buruknya perbuatan kita paling tidak akan dicerna oleh orang tersebut dan mungkin di coba atau di praktikan olehnya untuk bisa memperkuat teori yang orang tersebut miliki. Jika kita kembali ke masa lampau, tentu untuk bisa sampai seperti sekarang, Banyak pelajaran-pelajaran yang menjadi sesuatu yang kita tiru karena telah kita dengar dan lihat. Oleh karena itu, karena itu terjadi pada setiap dari kita, maka hendaklah kita memilah dan memilih apa yang mana yang baik untuk ditiru dan dicontohkan kembali ke orang-orang di sekitar kita.

Tanpa kita sadari pula, hal-hal yang kita lakukan akan ditiru setidak-tidaknya pasti akan di nilai apakah baik atau buruk oleh orang lain, maka dari itu bisa kira tarik kesimpulan bahwa manusia pada umumnya saling meniru dan saling mengisi pada setiap kekurangan-kekurangan yang dimilikinya karena statusnya sebagai mahluk sosial. Secara tidak langsung oleh proses-proses itu kita telah mendidik orang lain begitupun kita telah di didik oleh orang lain. Agar didikan yang hendak kita sampaikan pada orang lain itu bermanfaat, maka lakukanlah segala sesuatu yang positif yang sekiranya itu adalah tindakan yang memang pantas untuk ditiru, sehingga tidak hanya baik untuk di wariskan, tetapi yang seperti itu pun memiliki nilai ibadah yang nilai pahalanya dihitung sangat besar jika kita ikhlas melakukannya. Karena prilaku kita adalah untuk mendidik orang lain, lakukan selalu yang hal yang baik, sebarkanlah ilmu kebaikan, dan kita harus malu jika perbuatan-perbuatan buruk yang pernah kita lakukan ditiru dan sulit untuk di hilangkan dari yang menirunya.


Penulis : DASP 8
Read more >>
Telah kita ketahui bersama, Pendidikan adalah suatu yang mutlak wajib dilakukan oleh setiap Orang. Proses merubah diri, sikap, dan kelakuan terjadi pada fase-fase berjalannya kegiatan belajar seseorang. Setiap orang diajarkan untuk senantiasa menjadi bisa dari yang asalnya tidak bisa dan tahu akan hal tertentu dari yang belum diketahunya.
                Tak perlu biaya mahal untuk mendapatkan ilmu pada setiap proses belajar, manusia hanya perlu berusaha agar ilmu yang hendak ingin dimilikinya menjadi ilmu yang bisa di pahami dengan baik dan sanggup untuk di tularkan kembali kepada sesama mahluk sosial lainnya. Namun yang harus kita garis bawahi adalah proses menularkannya. Itu merupakan hal penting yang wajib di terapkan, karena ilmu yang selalu kita banggakan tanpa adanya proses penularan positif yang kita lakukan untuk bisa berbagi ilmu dengan sesama hanya akan menjadi file di otak yang bisa saja kita melupaakannya tanpa kita sadari. Itu contoh yang kita harus percaya karena pada dasarnya manusia adalah mahluk yang mudah lupa (pelupa).  Cara menularkannnya pun bisa dengan banyak cara, diantaranya adalah melakukan pendekatan dengan cara diskusi langsung berikut dengan praktiknya.
                Mari kita persempit bahasan ini, ilmu bisa kita dapatkan dengan atau tanpa guru, langsung atau tidak langsung, sengaja atau tak disengaja juga kapan saja dan dimana saja. Alam adalah sebuah sahabat yang bisa dikatakan sahabat terdekat kita. Dimanapun kita berpijak tentu kita akan selalu bersama dengan lingkungan yang bermacam-macam tekstur dan bentuknya. Itu bukti bahwa kita tak pernah lepas dari yang namanya lingkungan hidup. Begitupun saat kita sedang menuntut ilmu, Alam turut berperan dalam kemajuan ilmu pengetahuan yang kita miliki, namun serng kali Alam menjadi korban atas eksperimen-eksperimen kita terhadap ilmu pengetahuan. Jika terus menerus hal itu dilakukan apakah alam kita akan terus sanggup menopang kita untuk bisa mencari ilmu?, tentu jawabannya tidak, karena bagaimanapun juga, harus ada timbal balik dari kita untuk menyenangkan Alam yang kita huni.

                Alam terus menerus melayani kita tanpa kenal lelah demi ilmu yang harus kita miliki. Dengan usianya yang terus menerus menua sudah selayaknya kita sebagai pribumi memanfaatkan Alam dengan harapan Alam tetap pada porsi yang seharusnya (tidak merusaknya). Dengan demikian, kita akan nyaman dalam menuntut ilmu pengetahuan dan lingkunag tempat kita hidup ini pun akan selalu menjadi sahabat yang baik untuk kita.

Penulis : DASP 11
Read more >>
on Senin, 17 Juni 2013
      Peduli dan Gengsi adalah dua kata yang berlawanan satu sama lain dimana peduli menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah mengindahkan; memperhatikan; menghiraukan atau dalam artian lainnya ialah suatu tindakan yang didasari pada keprihatinan terhadap masalah orang lain sedangkan gengsi menurut KBBI ialah kehormatan dan pengaruh; harga diri; martabat:atau dalam artian lainnya ialah tanda KEEGOISAN DIRI kita yang tidak mau kalah dari orang lain.

         Disini saya akan membahas 4 tipe manusia yang berkaitan dengan Peduli dan Gensi yaitu :
  1. Manusia Yang Tidak Peduli dan Gengsi
       Manusia Tipe ini adalah Manusia yang menurut saya harus segera di perbaiki sifatnya karena ketika ada suatu kegiatan yang penting, orang seperti ini akan menunjukkan sikap acuh tak acuhnya namun dia itu tidak mau mengakui keacuhannya ke orang lain.

   2. Manusia Yang Peduli dan Gengsi
       Manusia dengan tipe ini sebenarnya baik namun tetap saja sifat gengsi nya ini menghalangi niat baiknya. contoh kasusnya ketika ada suatu event sosial orang bertipe ini biasanya orang itu peduli dan tau dia harus berbuat apa namun disisi lain dia ini membantunya itu berlebihan seakan akan ingin pihak lain itu harus tau apa yang dia lakukan.

   3. Manusia Yang Tidak Peduli dan Tidak Gengsi
       Manusia bertipe ini ada baiknya ada buruknya sama seperti tipe ke 2. contoh kasusnya sama ketika ada event orang ini cuek tidak terlalu tergugah akan event itu namun dia tidak menutup nutupi ke pihak lain bahwa dia tidak peduli.

   4. Manusia Yang Peduli dan Tidak Gengsi
       Manusia di tipe 4 ini adalah manusia yang memang bisa jadi salah satu referensi untuk di tiru. contoh kasus yang sama manusia ini akan peka terhadap lingkungan sekitar dan melakukannya dengan sewajarnya tanpa berlebih lebihan tanpa harus takut akan cemoohan orang.

pandangan terhadap ke empat tipe diatas adalah pandangan pribadi, jika ada yang kurang setuju mangga di tanggapi saja, negara ini negara demokratis. 

dalam artikel ini saya ingin mengajak anda anda sekalian para pembaca untuk memiliki sifat di tipe ke 4, yaitu peka terhadap lingkungan sekitar karena kita sebagai makhluk sosial itu tidak bisa berdiri sendiri dan kita tidak perlu khawatir akan perbincangan negatif, karena segala sesuatu yang diawali dengan niat baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.


Mari Peduli terhadap lingkungan sekitar, jadilah orang yang bermanfaat dimanapun kita berada

Read more >>
on Sabtu, 15 Juni 2013
Pendidikan merupakan salah satu dari sekian banyaknya kokoh fundamental yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam dirinya untuk menjalani hidup. Dengan pendidikan seseorang akan memiliki hidup yang lebih berkualitas karena mereka banyak mendapatkan ilmu dan pengetahuan sekaligus dipersiapkan untuk menjadi manusia yang siap diterjunkan langsung ke masyarakat.
                  Melihat begitu pentingnya fungsi pendidikan dalam kelangsungan hidup, otomatis tidak akan lepas dari peran  guru sebagai seorang tenaga pendidik yang memberikan berbagai pengajaran  kepada anak didiknya. Guru adalah jantungnya pendidikan. Tanpa denyut dan peran aktif guru, sistem, kurikulum dan perencanaan pendidikan secanggih apa pun tetap akan sia-sia jika tanpa guru yang berkualitas, tidak akan membuahkan hasil optimal. Artinya, pendidikan yang baik dan unggul tetap akan tergantung pada mutu guru.
                  Secara umum, di Negara mana pun, guru yang ideal adalah mereka yang memiliki pendidikan dan pengetahuan yang tinggi, memiliki kemampuan untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan baik, meiliki kemampuan untuk  tidak hanya sekadar mengajarkan materi sesuai dengan kurikulum yang tertulis, tapi juga memiliki kemampuan untuk mengajarkan banyak. hal tentang bagaimana kita bersikap, bagaimana kita mengolah etika terhadap siapapun..
                  Jepang.  Merupakan Negara maju yang memang maju dalam segala aspek, termasuk dalam aspek pendidikan, ini terbukti dengan sangat berkualitasnya SDM di Jepang.  SDM yang berkualitas tentu tidak lepas dari pendidikan berkualitas yang mereka dapatkan, pendidikan berkualitas, tidak lepas juga dari peran seorang guru yang memiliki kualitas dalam menyulap pendidikan menjadi lebih aktif dan bermanfaat bagi anak-anak didiknya, itulah guru yang ideal.
                  Sama halnya dengan Negara lain, Jepang memiliki standar yang diberlakukan bagi setiap orang yang memutuskan untuk menjadi seorang guru. Standar tersebut tidak dilihat dari fisik tentunya, tetapi dilihat dari apakah guru tersebut memiliki kejelasan atau memiliki kemampuan untuk menjelaskan sesuatu secara gamblang dan mudah dipahami oleh siswa, memiliki gairah dalam berkomunikasi dengan siswa. Relatif sama dengan Negara Indonesia sendiri bukan ?
                  Satu hal yang mungkin membedakan Jepang dengan Negara lain khususnya Indonesia, standar umur bagi guru di Jepang hanyalah sampai 40 tahun. Berbeda dengan guru-guru di Indonesia yang usianya melebihi 40 tahun bahkan ada yang sampai 60 tahun. Bukan tanpa alasan untuk Jepang memberlakukan aturan seperti ini, tetapi ditujukan agar ada regenerasi guru, sehingga gairah untuk menyampaikan pembelajaran pun lebih maksimal jika dibandingkan dengan guru yang usianya sudah melewati 40 tahun, karena mungkin kondisi fisik yang mulai tidak stabil, kejenuhan yang mulai melanda,dsb.
             Di Jepang, profesi menjadi seorang guru merupakan profesi yang sangat mulia dan sangat sakral. Dari dulu sampai sekarang, guru di sana senantiasa mengabdikan hidupnya untuk memberikan kualitas pada dunia pendidikan. Dedikasi mereka pada dunia pendidikan

Penulis : DASP 5 
Read more >>
Sekolah adalah sarana atau tempat kita melakukan proses belajar mengajar dan menambah ilmu pengetahuan. Di sekolah kita di bimbing untuk menjadi tahu dan paham dari apa yang belum kita ketahui dan juga di arahkan untuk bisa melaksanakan praktik di kerasnya kehidupan sosial untuk kehidupan mendatang.
Negara Indonesia adalah negara yang tak pernah luput dari polemik-polemik politik yang isinya hampir sering dibahas tentang saling menjatuhkan yang salah dan membela kebenaran yang belum tentu benar adanya. Kejujuran pada proses hukum yang masih di pertanyakan. Masih terlihat dimata kita, masih banyak wakil rakyat yang belum melaksanakan amanah yang diberikan kepadanya dengan sungguh-sungguh karena sibuk dengan kepentingannya sendiri, uang negara yang seharusnya menjadi media untuk membangun dan mencerdaskan rakyat Indonesia pun masuk ke dalam uang saku tanpa ia merasa bersalah. Dan dengan nyamannya para penipu rakyat di tahan dengan fasilitas VVIV, layaknya hotel bintang lima dan dia pun masih bisa bebas berkeliaran sesuka hatinya, bahkan sampai berlibur ke luar negeri. Sunggu merupakan hal yang tak seharusnya bila kita bayangkan dan lihat berkaca pada Hukum yang sebenarnya. Hukum di Indonesia belum sampai pada tahap yang seadil-adilnya. Hampir setiap hari di setiap stasiun televisi di beritakan mengenai kejahatan-kejahatan yang dilakukan para pejabat kita. Apakah mereka yang bersalah itu tak malu? Meraka telah mengingkari janji mereka pada Rakyat yang seharusnya dia tepati.
Sekarang kita sebagai tunas bangsa apakah mau seperti mereka?
Tentunya mereka yang seperti itu bukan lah contoh yang baik untuk kita, sejak kecil kita diajarkan tentang Agama dan kejujuran. Kita sepatutnya paham mengapa kita di ajarkan hal seperti itu oleh orang tua kita sejak kecil, dan kita pun harus tau, mengapa kita bersekolah, menuntut ilmu sampai jenjang yang tinggi. Semuanya adalah untuk membangun pribadi kita agar menjadi pribadi yang berguna bagi dunia, bangsa, dan agama. Belajar dengan sungguh-sungguh harus kita lakukan di setiap waktu kita tanpa kita lupa pula melaksanakan ibadah yang menjadi kewajiban utama kita sebagai rasa syukur kita terhadap Tuhan YME. Hasil dari proses kita belajar pun harus senantiasa kita amalkan dalam kehidupan yang sesungguhnya, karena selama kita belajar tanpa kita praktikan ilmu tersebut, itu sama saja dengan nol besar. Nilai besar yang diberikan dalam belum angka pun belum tentu membuat kita paham dengan makna yang ada di dalamnya. Maka kita harus senantiasa sabar dan ikhlas menuntut ilmu dengan sebaik-baiknya dengan selalu bersyukur kepada Tuhan YME.

Perlu kita sadari bahwa kita adalah seorang agen yang nantinya akan meneruskan pembanguna di negeri ini. Namun tak cukup dengan hanya menyadari, tapi bagaimana keluaran dari pembangunan yang akan kita lakukan itu sendiri. Kita belajar jangan hanya untuk kecerdasan kita saja, melainkan bagaimana caranya orang-orang disekeliling kita yang tentunya kurang beruntung dari kita pun bisa ikut melakukan perubahan dan pembangunan bangsa ini ke arah yang lebih baik dengan mengedepankan nilai akhlak dan kejujuran. Karena mereka pun sama seperti kita, mereka berhak mengeluarkan suara yang tentunya akan berpotensi pada nilai kesejahteraan bangsa, karena bangsa Indonesia bukan lah milik pejabat-pejabatnya saja, tapi bangsa Indonesia adalah milik seluruh rakyat Indonesia. Dan sudah sepantasnya seluruh rakyat Indonesia untuk bisa menyalurkan semua aspirasi mereka dengan cara dan metodenya masing-masing untuk kebaikan dan pembangunan bangsa yang kita miliki bersama ini, karena dengan hal itu proses untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Saya yakini akan produktif ditambah jika Pejabat-pejabat yang dipercaya memimpin bangsa ini sanggup untuk lebih dekat dengan rakyatnya dan paham atas apa yang menjadi keinginan rakyat. Namun sebuah pencapaian ilmu yang tinggi tanpa dengan diimbangi dengan kejujuran pada prosesnya, itu sama saja dengan membunuh pencapaian yang sedang di bangun tersebut. Bangsa Indonesia sanggup untuk maju ditangan kita semua Rakyat Indonesia.


Penulis : DASP 8
Read more >>
on Jumat, 07 Juni 2013
         Semua orang pasti mempunyai mimpi. Tentunya mimpi tersebut berharap tercapai. Mimpi dapat dicapai dengan kerja keras. Banyak orang yang merasa sudah berusaha namun dia merasa gagal. Sebenarnya itu bukan gagal. Itu adalah bagian dari proses menuju kesuksesan. Namun, banyak yang putus asa saat mengalami kegagalan.

Masalah yang kita temui disaat perjalanan menuju kesuksesan harus dihadapi, bukan dihindari. Semua orang yang sudah sukses pasti menghadapi berbagai masalah, karena kesuksesan itu membutuhkan pengorbanan dan perjuangan. Jangan pernah mengeluh dalam setiap masalah yang kita hadapi karena itu tidak akan menyelesaikan masalah. Kita akan lulus ke tahap selanjutnya jika kita bisa mengatasi masalah tersebut. Dengan kerja keras, semuanya pasti bisa terselesaikan. Maka teruslah berusaha sampai yang kita inginkan tercapai. Yakinlah bahwa kita bisa mencapai apa yang kita inginkan. Tanamkan pada pikiran kita bahwa kita pasti bisa melakukannya.

             Disamping kerja keras, sertakan juga do’a karena bagaimanapun Allah yang menentukan semuanya. Kita hanya bisa berusaha dan Allah menilai usaha kita. Jika tidak sesuai dengan yang diinginkan, mungkin yang Allah berikan itu yang terbaik untuk kita. 

Penulis : DASP 11
Read more >>