on Rabu, 31 Juli 2013
Sebuah pertemuan akan menimbulkan sebuah kesan. Kesan kesan yang dirangkai menjadi satu menjadi sebuah susunan kalimat indah tuk membangun.

Sulitnya ketika dihadapkan pada dua keadaan, lamanya antrian yang tak kunjung habis, emosi yang telah berada dekat di penghujung kepala, senyuman hangat yang terurai tuk sambut wajah baru, sapaan manis tuk hangatkan suasana. Semua memiliki kesan kesan tersendiri kepada adik kita yang baru saja menapaki kehidupan sesungguhnya.








6 kesan yang membuat bibir ini tak henti hentinya mengurai senyuman tulus, membuat hati ini bahagia melihat kebahagiaan mereka. 






2 buah kata kata yang membuat kita tersadar akan pentingnya sebuah kehidupan dan pentingnya sebuah usaha tuk mendapatkan sesuatu. Indah rasanya ketika kesan pertama yang timbul adalah kesan positif. Semoga tali kekeluargaan kita semakin erat. 


Read more >>
on Rabu, 17 Juli 2013

Muhasabah Diri dalam Menyambut Bulan Suci bersama Syekh Ali Jabber




Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia

            Tepat 4 hari sebelum puasa,yaitu tanggal 5 juli 2013 hari jumat, saya menyempatkan waktu datang ke masjid Al-Furqan untuk mengikuti majelis ilmu yang pematerinya adalah Syekh Ali Jabber, beliau asli impor dari madinah dan sudah malang melintang di Indonesia sejak tahun 2009 hingga sekarang. Dimulai jam 09.30 dakwah beliau pun dimulai, ada hal yang menarik yang saya lihat dari penampilan dakwah beliau, walaupun asli dari madinah, tapi bicara, gaya, dan khas dakwah beliau mirip dengan dakwah orang Indonesia, dari cara bercandanya, penyampaian dakwah nya, dll. Meskipun tidak semuanya mirip, tetapi ada sisi perbedaan yang menarik dari pembawaan dakwah beliau, dengan pembawaannya yang khas logat arab, tidak tergesa-gesa, tidak langsung ke inti pembahasan, dan terkadang beliau sangat kritis terhadap permasalahan di Indonesia.
            Tema dakwah yang beliau sampaikan adalah muhasabah diri menyambut bulan yang suci, memasuki bulan suci Ramadhan beliau mengajak kita untuk merefleksikan diri, mengevaluasi diri, bermuhasabah diri atas apa yang telah kita perbuat selama ini, apa yang beliau harapkan dibulan suci Ramadhan ini adalah yang terbaik untuk kita, oleh karena itu sebagai persiapannya kita harus bermuhasabah terlebih dahulu dan siap secara jasmani rohani untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini.
Ada 3 pembahasan materi yang saya sukai pertama kebermanfaatan datang di majelis ilmu, kedua hal yang perlu dihindari di bulan Ramadhan, ketiga amalan dibulan puasa. Untuk yang pertama yaitu kebermanfaatan datang di majelis ilmu, banyak yang saya tidak ketahui tentang manfaat dari mengikuti majelis ilmu, ternyata subhannallah banyak sekali hal positif yang bisa didapatkan, dari mulai duduk di tempat yang suci yaitu di masjid, sampai waktu pelaksanaannya yang spesial karena bertepatan hari jumat, ilmu yang beliau sampaikan terkait majelis ilmu ini banyak keutamaannya, yaitu bagi siapa yang menghadiri majelis ilmu insyallah hatinya akan didamaikan dan menjadi tenang, hal ini dibutuhkan karena setiap individu pasti membutuhkan ketenangan batin, selain itu keutamaan lainnya yaitu selesai majelis talim dan dilanjutkan pulang sampai rumah, pahala dari Allah SWT akan mengalir kepada kita. subhannallah Allah Maha Benar, ternyata luar biasa keutamaan dan manfaat dari menghadiri majelis ilmu ini, sebenarnya masih banyak lagi keutamaannya tapi menurut saya yang paling berkesan dari penyampaian beliau adalah 2 keutamaan yang telah tadi disebutkan.
Kedua, yaitu pembahasan tentang hal yang perlu dihindari ketika dibulan Ramadhan, beliau dengan sangat kritis menjelaskan apa saja yang perlu diperhatikan dan dihindari ketika memasuki bulan suci Ramadhan, yang menarik perhatian saya adalah pembahasan untuk menjaga ucapan atau lisan, lebih baik diam dan bicara sedikit jika perlu, beliau berpesan kepada seluruh rakyat Indonesia yang memiliki kebiasaan negatif yang sudah lama melekat yaitu berbicara yang tidak-tidak, beliau sangat memperhatikan hal ini karena perbuatan tersebut bisa menjadi fitnah yang tidak perlu, beliau berpesan untuk menjauhi hal tersebut, lebih baik diam, selain itu beliau pun berkesimpulan jika pembicaraanya tidak langsung lewat ucapan dari bibir, biasanya orang berbicara lewat media komunikasi, seperti internet, hp, dan lain-lain, kebiasaan orang sekarang itu sangat ketergantungan dengan yang namanya hp, dimana-mana orang asik dengan hp nya masing-masing, dari kalangan kecil sampai atas pun tidak ketinggalan dengan hp nya, memasukin bulan suci Ramadhan ini beliau berpesan untuk menghindari pemakaian hp, kalau bisa tidak menggunakan hp selama bulan Ramadhan, cukup berkomunikasi seperlunya mungkin, dan perbanyaklah komunikasi dengan sang Khalik, Allah SWT.
Ketiga, pembahasan tentang amalan-amalan yang bisa dilakukan di bulan suci Ramadhan ini, sebenarnya banyak amalan-amalan yang bisa dilakukan oleh orang muslim dibulan suci Ramadhan ini, karena di bulan suci ini rahmat, karunia, dan lipatan pahala Allah berikan untuk bulan penuh kemenangan ini. Penuturan yang menarik menurut saya dari penyampaian beliau tentang amalan-amalan di bulan Ramadhan ini pertama, kita harus memiliki keyakinan, keimanan, dan ketaqwaan yang harus dimiliki dalam hati kita sebagai modal dasar untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan suci ini, kedua ibadah ditingkatkan lagi perbanyaklah ibadah sunah karena lipatan ganda pahala yang Allah berikan sangat banyak, dan tidak ada dibulan yang lain kecuali bulan suci Ramadhan ini, ketiga baca quran dan berdzikir lah karena hal itu akan mendapatkan berkah, karunia, dan nikmat yang akan dirasakan, keempat hindari hal yang mengganggu ibadah seperti penjelasan sebelumnya diatas, kurangi hal yang tidak perlu, dan untuk malam hari jadikan waktu yang digunakan hanya untuk berurusan dengan Allah SWT, dan yang terakhir bersadaqah lah dengan tulus karena hal itu akan membukakan kita pintu surga selebar-lebarnya, Allah sangat senang kepada orang yang memberikan makanan buka puasa kepada orang yang berpuasa.
Dari pembahasan diatas, intinya dakwah yang disampaikan oleh Syaikh Ali Jaber adalah refleksi diri atas sikap masing-masing, dan muhasabahlah untuk menyambut bulan kemenangan, bulan suci Ramadhan, karena di bulan suci Ramadhan ini adalah bulan spesial, banyak rahmat, hidayah, ampunan, dan pahala yang Allah berikan di bulan suci ini, oleh karena itu jadikan lah bulan suci Ramadhan ini sebagai waktu untuk membersihkan dan memperbaiki diri kita dan sebagai bentuk kemenangan yang kita dapatkan. Maha besar Allah.




Read more >>
on Minggu, 07 Juli 2013
Ramadahan merupakan bulan suci dan bulan penuh berkah. Biasanya, semua orang mendadak menjadi rajin beribadah sunnah dan rajin pergi ke mesjid. Wajar saja, karena di bulan Ramadhan ini pahala dikalikan berliat-lipat. Maka, semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkan pahala yang banyak.
Menyambut bulan suci ini bagaikan menyambut seorang tamu yang sangat spesial. Biasanya, ketika seseorang menyambut orang spesial, ia berpenampilan rapi, harum, dan menarik. Ia menyiapkan semuanya dengan baik dan sangat bersemangat.  Itulah yang harus kita terapkan juga untuk menyambut bulan yang suci ini. Kita harus mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadhan. Mulailah pertingkatkan ibadah dan amalan baik kita. Cobalah mulai dari hal-hal yang sederhana, seperti melaksanakan shalat dhuha, tilawah Qur’an ditingkatkan, sedekah lebih rajin, perkuat tali silaturahmi, dan sebagainya. Semangatlah menyambut bulan suci yang penuh berkah ini seperti menyambut tamu spesial yang datang ke rumah anda.
Rasulullah pun menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Hal yang dilakukan Rasulullah ketika menyambut bulan Ramadhan:
1.      Rasulullah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.
2.      Rasulullah mengadakan ceramah-ceramah agama kepada para sahabatnya di akhir bulan Sya’ban dengan menghadirkan tema-tema terkait keutamaan dan kelebihan di bulan Ramadhan, seperti sabda Rasulullah dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah r.a: “Sesungguhnya telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, yaitu bulan yang diberkati, Allah mewajibkan kepada kalian puasa didalamnya, didalamnya terbuka pintu-pintu sorga dan tertutup pintu-pintu neraka Jahim dan didalamnya dibelenggu para setan, didalamnya terdapat malam yang lebih utama dari seribu bulan. Barang siapa yang tidak diberikan kepadanya kebaikan selama bulan tersebut berarti telah diberikan kepadanya segala bentuk kebaikan”.
3.      Memberikan ucapan selamat atas kedatangan bulan Ramadhan yang diberkati. Ketika bulan Ramadhan datang, Rasululah saw mengucapkan selamat kepada para sahabat dengan ungkapan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, pemimpin segala bulan, maka selamat datang kepadanya. Telah datang bulan puasa dengan membawa beragam keberkahan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu”.
Begitu istimewanya bulan Ramadhan. Maka, sambutlah ia dengan gembira. Semoga ibadah yang rajin dan amalan baik yang dilakukan pada saat bulan Ramadhan dilakukan juga pada saat setelah bulan Ramadhan sampai akhirnya menjadi sebuah kebiasaan yang baik.


Referensi: 
Read more >>
Waktu adalah salah satu nikmat tertinggi yang diberikan Allah kepada Manusia. Sudah sepatutnya manusia memanfaatkannya seefektif dan seefisien mungkin untuk menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah di bumi ini. Karena pentingnya waktu ini maka Allah swt telah bersumpah pada permulaan berbagai surat dalam al-quran yang turun di mekkah dengan berbagai macam bagian dari waktu. Misalnya bersumpah demi waktu malam, demi waktu siang, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, dan demi masa. Semisal dalam surat Al-Lail ayat 1-2, Allah berfirman:
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى ﴿١﴾ وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى ﴿٢
“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang.”
Menurut pengertian yang popular di kalangan para mufassirin dan juga dalam perasaan kaum muslimin, apabila Allah bersumpah dengan sesuatu dari ciptaan-Nya, maka hal itu mengandung maksud agar kaum muslimin memperhatikan kepada-Nya dan agar hal tersebut mengingatkan mereka akan besarnya manfaat dan impressinya. Oleh karena itu, barang siapa terluput atau terlena dari suatu amal perbuatan pada salah satunya, maka hendaklah ia berusaha menggantikannya pada saat yang lain.
Dalam Al-Qur’anul Karim Surat Al-Ashr (103): 1-3, Allah berfirman yang artinya sebagai berikut.
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia memang benar-benar berada dalam kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah secara optimal untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik. Hanya individu-individu yang beriman dan kemudian mengamalkannyalah yang tidak termasuk orang yang merugi, serta mereka bermanfaat bagi orang banyak dengan melakukan aktivitas dakwah dalam banyak tingkatan. Setiap muslim yang memahami ayat di atas, tentu saja berupaya secara optimal mengamalkannya. Dalam kondisi kekinian dimana banyak sekali ragam aktivitas yang harus ditunaikan, ditambah pula berbagai kendala dan tantangan yang harus dihadapi.
Dalam ajaran Islam, ciri-ciri seorang muslim yang ideal adalah pribadi yang menghargai waktu. Seorang Muslim memiliki kewajiban untuk mengelola waktunya dengan baik. Ajaran Islam menganggap pemahaman terhadap hakikat menghargai waktu sebagai salah satu indikasi keimanan dan bukti ketaqwaan, sebagaimana tersirat dalam surah Al-Furqan ayat 62 yang berbunyi: “Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.”
Seorang muslim haruslah pandai untuk mengatur segala aktivitasnya agar dapat mengerjakan amal shalih setiap saat, baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal, dirinya menginginkan sebagai ahli ibadah, dengan aktivitas qiyamullailshaum sunnahbertaqarrub illallah, dan menuntut ilmu-ilmu syar’i. Dalam hubungannya secara horizontal, ia menginginkan bermuamalah dengan masyarakat, mencari maisyah bagi keluarganya, menunaikan tugas dakwah di lingkungan masyarakat, maupun di tempat-tempat lainnya. Dalam sejarah Rasulullah saw. dan orang-orang Muslim generasi pertama, terungkap bahwa mereka sangat memperhatikan waktu, sehingga mereka mampu menghasilkan sejumlah ilmu yang bermanfaat dan sebuah peradaban yang mengakar kokoh dengan panji yang menjulang tinggi. Jika kita sadar bahwa pentingya manajemen waktu, maka tentu kita akan berbuat untuk dunia ini seolah-olah akan hidup abadi, dan berbuat untuk akhirat seolah-olah akan mati esok hari.
Karakteristik waktu
Waktu mempunyai karakteristik khusus yang istimewa. Kita wajib mengerti secara sungguh-sungguh dan wajib mempergunakannya sesuai dengan pancaran cahayanya. Di antara karakteristik waktu adalah sebagai berikut:
a.      Cepat habis. 
Waktu itu berjalan laksana awan dan lari bagaikan angin, baik waktu senang atau suka ria maupun saat susah atau duka cita. Apabila yang sedang dihayati itu hari-hari gembira, maka lewatnya masa itu terasa lebih cepat, sedangkan jika yang dihayati itu waktu prihatin, maka lewatnya masa-masa itu terasa lambat. Namun, pada hakikatnya tidaklah demikian, karena perasaan tersebut hanyalah perasaan orang yang sedang menghayati masa itu sendiri. Kendati umur manusia dalam kehidupan dunia ini cukup panjang, namun pada hakikatnya umur manusia hanya sebentar, selama kesudahan yang hidup itu tibalah saat kematian. Dan tatkala mati telah merenggut, maka tahun-tahun dan masa yang dihayati manusia telah selesai, hingga laksana kejapan mata yang lewat bagaikan kilat yang menyambar.

b.      Waktu yang telah habis tak akan kembali dan tak mungkin dapat diganti. 
Inilah ciri khas waktu dari berbagai karakteristik khusus waktu. Setiap hari yang berlalu, setiap jam yang habis dan setiap kejapan mata yang telah lewat, tidak mungkin dapat dikembalikan lagi dan tidak mungkin dapat diganti.

c.       Modal terbaik bagi manusia. 
Oleh karena waktu sangat cepat habis, sedangkan yang telah lewat tak akan kembali dan tidak dapat diganti dengan sesuatu pun, maka waktu merupakan modal terbaik. Modal yang paling indah dan paling berharga bagi manusia. Keindahan waktu itu dapat diketahui melalui fakta bahwa waktu merupakan wadah bagi setiap amal perbuatan dan segala produktivitas. Karena itulah, maka secara realistis waktu itu merupakan modal yang sesungguhnya bagi manusia, baik secara individu (perorangan) maupun kolektif atau kelompok masyarakat.
Kiat menyikapi waktu
Kiat yang benar untuk menyikapi waktu menurut Islam, ialah pandangan yang mencakup masa lalu, masa sekarang dan masa depan secara keseluruhan. Oleh karena itu, manusia wajib melihat, mengisi, dan mempersiapkan ketiga masa tersebut.
a. Wajib melihat masa lalu. Melihat ke masa lalu, dimaksudkan untuk mengambil pelajaran dengan segala peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Menerima nasihat dengan kejadian yang dialami umat saat itu dan sunnatullah terhadapa mereka, sebab masa lalu merupakan wadah peristiwa dan khazanah pelajaran.
b. Melihat masa depan. Melihat ke masa depan memang hal wajib, sebab manusia itu sesuai dengan fitrahnya senantiasa terikat ke masa depan. Ia tak akan dapat melupakannya atau menyembunyikannya di balik kedua telinganya. Sebagaimana manusia itu diberi rezeki ingatan yang menghubungkannya dengan masa lalu dan apa yang terjadi di dalamnya, maka ia pun diberi rezeki upaya menggambarkan masa depan dan apa yang akan diharapkan.
c. Memperhatikan masa kini. Seorang mukmin berkewajiban melihat ke masa lalu untuk mengambil pelajaran, mengambil manfaat, dan mawas diri. Di samping itu, juga perlu melihat masa depan untuk mempersiapkan perbekalan. Maka, ada kewajiban untuk memperhatikan masa kini, yaitu masa di mana secara nyata kita sedang menjalani dan menghayatinya, agar kita dapat menggunakannya sebelum lepas dan tersia-sia.
Setelah kita mengenal karakteristik waktu dan kiat untuk menyikapinya, yang menjadi pertanyaan di benak kita adalah bagaimana manajemen waktu yang baik menurut Islam. Manajemen waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasan berikut.
1. Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu
Setiap muslim hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang rinci tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan kemaslahatan dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi orang-orang yang bisa mengoptimalkan waktu semasa hidupnya.
2. Memiliki manajemen hidup yang baik
Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik, menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program, mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.
3. Memiliki Wudhuhul Fikrah
Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir, seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar pengembangan berpikir ilmiah.
4. Visioner
Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa mengantisipasi berbagai persoalan yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
5. Melihat secara utuh setiap persoalan
Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat masalah secara parsial. Karena bisa jadi, sebuah persoalan memiliki kaitan dengan persoalan yang lainnya.
6. Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas
Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai masalah adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang optimal. Dengan membuat skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan kegiatan.
7. Tidak Isti’jal dalam mengerjakan sesuatu
Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan jiwa yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang lebih baik. Sementara, orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia mampu melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum alam dan kebiasaan.
8. Berupaya seoptimal mungkin
Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara optimal kita harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada pada diri kita.
9. Spesialisasi dan pembagian pekerjaan
Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki pengetahuan luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.
Syarat dan perencanaan menyikapi waktu
Landasan-landasan di atas hanya dapat dipenuhi, jika telah memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Disiplin dan Pembiasaan sejak dini
Penanaman disiplin akan waktu, menghargai waktu sejak kecil merupakan hal penting. Dengan demikian, seseorang akan terbiasa untuk mengatur hidupnya secara mandiri dan optimal untuk merencanakan berbagai macam aktivitas. Disiplin terkait dengan ibadah, tidur, makan, termasuk senda gurau. Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Berilah istirahat hati karena kalau dipaksakan akan membabi buta.”
2. Memiliki kecerdasan dan kejeniusan
Munculnya indikasi kecerdasan pada seseorang merupakan faktor penting untuk bisa mewujudkan hal di atas.
3. Memiliki kondisi fisik dan mental yang positif
Untuk melaksanakan manajemen waktu yang optimal, memang perlu ditunjang dengan adanya keinginan yang kuat, tindakan yang terus menerus, aktif, lapang dada, penuh optimisme, berpengetahuan luas, mampu memadukan berbagai pemikiran dan mampu mengendalikan emosi, seperti sedih, berduka dan susah, di samping memiliki budi pekerti dan akhhlak yang tinggi.
4. Memiliki ketrampilan
Pengetahuan yang luas, tanpa diiringi dengan ketrampilan hanya akan menjadi aksi yang tidak kongkret. Banyak orang yang pandai berbicara, tetapi hanya sedikit orang yang bisa bekerja dan menekuni bidang pekerjaannya.
Dalam manajemen waktu, tentunya perencanaan merupakan salah satu hal yang penting. Dalam membuat perencanaan, ada enam hal yang harus kita perhatikan, yaitu:
1. Niat yang Kuat
Niat sama artinya dengan motivasi yang kuat. Tanpa adanya niat, kita tidak akan pernah berhasil dalam beramal. Tahun, bulan, atau hari tidak akan pernah menjadi tahun, bulan, atau hari yang berprestasi, jika kita tidak berniat untuk mengisinya dengan amal terbaik dan niat seorang muslim adalah melakukan amal ibadah setiap waktu karena Allah swt. Jika itu yang kita lakukan, semuanya akan memiliki nilai ibadah.
2. Memiliki Tujuan yang Jelas
Tanpa adanya tujuan yang jelas, kita tidak akan fokus melangkah. Makin tidak jelas tujuan dan waktu pencapaiannya maka peluang gagalnya rencana kita akan makin besar. Dan tujuan kita melakukan amal ibadah dalam mengisi waktu-waktu kita adalah berharap ridha Allah swt.
 Pelajari pula teknik membuat rencana dan segera membuat rencana yang matang dan teruji. Buat program dalam bentuk rencana harian, mingguan, dan bulanan.
Di sini penting pula memahami skala prioritas, mana yang harus didahulukan, dan mana pula yang bisa ditunda, mana yang harus di kerjakan, mana pula yang tidak. Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam Fikih Prioritas, mengungkapkan urutan amal yang terpenting diantara yang penting. Patokannya :
 -Sangat Penting dan Sangat Mendesak dikerjakan pada urutan Pertama.
-Tidak Penting dan Sangat Mendesak dikerjakan pada urutan Kedua.
-Sangat Penting dan Tidak Mendesak dikerjakan pada urutan Ketiga.
-Tidak Penting dan Tidak mendesak dikerjakan pada urutan Keempat.
3. Buat Rencana Cadangan
Kita pun harus selalu siap dengan segala kemungkinan tak terduga. Kita merencanakan, tapi Allah yang menentukan. Karena itu, buat rencana B dan C sebagai rencana cadangan jika rencana utama mengalami kegagalan. Insya Allah kita tidak akan kehilangan waktu untuk panik.
4. Rencana atau Program Harus Realistis, Terukur, dan Adil
Hindari membuat rencana yang terlalu tinggi, tidak realistis, dan terlalu sulit dicapai. Program kita pun harus adil dan seimbang. Sebab kita harus menunaikan banyak hak, di mana setiap hak menuntut pemenuhan. Ada hak Allah, hak keluarga, dan hak akal, hak tetangga, hak badan, hak diri.
5. Disiplin dalam Rencana.
Sehebat apapun program dan rencana, tidak akan berarti sama sekali jika kita tidak disiplin melaksanakannya. Karena itu, jangan tergiur oleh kegiatan, kesenangan spontan, atau apa saja yang akan menjauhkan kita dari rencana yang telah disusun.
Selain itu, yang tak kalah penting, lawan dan kalahkan rasa malas. Tidak ada amal yang terlaksana jika kita malas. Malas adalah kendaraan setan. Malas tidak akan mendatangkan apapun, selain kerugian dan kesengsaraan. Ada satu prinsip, “Tiada Prestasi tanpa Disiplin”. Siapa lagi yang dapat memaksa kita untuk sukses selain diri kita sendiri.
6. Sempurnakan Setiap Kali Beramal.
Penyempurnaan adalah tahap akhir yang akan menentukan berkualitas tidak amal ibadah yang kita lakukan. Kita akan mendapatkan yang ‘terbaik’, jika melakukan yang terbaik pula. Dengan merencanakan apa yang akan kita lakukan hari ini, kita akan berjalan di hari-hari ini dengan baik. Sehingga waktu yang terlewati akan bermanfaat sebagai amal ibadah kita hari ini.
Semua itu tentu saja harus diatur secara baik, agar apa yang kita inginkan dapat terlaksana secara optimal, tanpa harus meninggalkan yang lain. Misalnya, ada orang yang lebih memfokuskan amalan-amalan untuk bertaqarrub ilallah, tanpa bermu’amalah dengan masyarakat. Ada juga yang lebih mementingkan kegiatan muamalah dengan masyarakat, tetapi mengesampingkan kegiatan amalan ruhiyahnya.

Dari perintah-perintah Allah saw. dan sejarah perjalanan hidup Rasulullah terkandung hikmah yang dalam bagaimana kita sebagai muslim harus menata waktu dengan sebaik-baiknya. Allah swt. telah menunjukkan kepada kita dengan penataan waktu shalat, perjalanan siang dan malam yang sudah tertata dengan baik dan terencana. Itu semua menjadi petunjuk bagi kita bagaimana harus menata waktu ini dengan satu perencanaan dan pelaksanaannya dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dan kemudian melakukan muhasabah sesudah pelaksanaannya, yaitu evaluasi diri atas apa yang telah kita lakukan. Wallahu a’lam.
Read more >>

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Ngomong soal sejarah berarti kita mengenal tahun. Tahun adalah satuan waktu. Nah bagaimana kalo kita memulai dari sejarahnya waktu, wah sangat lama ya. Yuk ah kita lihat sejarahnya.
            Bilangan 60 digunakan untuk menyatakan waktu, sejam 60 menit, semenit 60 detik. Bilangan 60 ini digunakan pertama kali oleh bangsa Sumeria, jadi mereka berhitung dengan basis 60 atau disebut juga Sexagesimal.

            Alasan kenapa digunakan bilangan 60 adalah bilangan ini bilangan terkecil yang bisa dibagi oleh enam angka pertama yaitu: 1,2,3,4,5,6. Jadi dengan mudah kita bisa terbayang: 1/2 jam = 30 mnt, 1/3 jam = 20 menit, 1/4 jam = 15 menit, dst. Bayangkan kalau satu jam = 100 menit, berarti 1/3 jam = 33,333 mnt??? Kalo kata orang, itu ngga bunyi.

            Kalo kata matematisnya, 60 itu highly composite number, atau bilangan yang angka pembaginya/faktornya banyak, yaitu 1,2,3,4,5,6,10,12,15,20,30,60.

Detik
            Detik atau sekon adalah satuan waktu dalam SI (Sistem Internasional, lihat unit SI) yang didefinisikan sebagai durasi selama 9.192.631.770 kali periode radiasi yang berkaitan dengan transisi dari dua tingkat hyperfine dalam keadaan ground state dari atom cesium-133 pada suhu nol kelvin.  Dalam penggunaan yang paling umum, satu detik adalah 1/60 dari satu menit, dan 1/3600 dari satu jam.

Sejarahnya 
            Pada awalnya, istilah second dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "second minute" (menit kedua), yang berarti bagian kecil dari satu jam. Bagian yang pertama dikenal sebagai "prime minute" (menit perdana) yang sama dengan menit seperti yang dikenal sekarang. Besarnya pembagian ini terpaku pada 1/60, yaitu, ada 60 menit di dalam satu jam dan ada 60 detik di dalam satu menit.

            Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh orang-orang Babylonia, yang menggunakan hitungan sistem berdasarkan sexagesimal (basis 60). Istilah jam sendiri sudah ditemukan oleh orang-orang Mesir dalam putaran bumi sebagai 1/24 dari mean hari matahari. Ini membuat detik sebagai 1/86.400 dari mean hari matahari.


            Di tahun 1956, International Committee for Weights and Measures (CIPM), dibawah mandat yang diberikan oleh General Conference on Weights and Measures (CGPM) ke sepuluh di tahun 1954, menjabarkan detik dalam periode putaran bumi disekeliling matahari di saat epoch, karena pada saat itu telah disadari bahwa putaran bumi di sumbunya tidak cukup seragam untuk digunakan sebagai standar waktu.

            Gerakan bumi itu digambarkan di Newcomb's Tables of the Sun (Daftar matahari Newcomb), yang mana memberikan rumusan untuk gerakan matahari pada epoch di tahun 1900 berdasarkan observasi astronomi dibuat selama abad ke delapanbelas dan sembilanbelas. Dengan demikian detik didefinisikan sebagai


            1/31.556.925,9747 bagian dari tahun matahari di tanggal 0 Januari 1900 jam 12 waktu ephemeris.  Definisi ini diratifikasi oleh General Conference on Weights and Measures ke sebelas di tahun 1960. Referensi ke tahun 1900 bukan berarti ini adalah epoch dari mean hari matahari yang berisikan   86.400 detik. Melainkan ini adalah epoch dari tahun tropis yang berisi 31.556.925,9747 detik dari Waktu Ephemeris. Waktu Ephemeris (Ephemeris Time - ET) telah didefinisikan sebagai ukuran waktu yang memberikan posisi obyek angkasa yang terlihat sesuai dengan teori gerakan dinamis Newton.


            Dengan dibuatnya jam atom, maka ditentukanlah penggunaan jam atom sebagai dasar pendefinisian dari detik, bukan lagi dengan putaran bumi.  Dari hasil kerja beberapa tahun, dua astronomer di United States Naval Observatory (USNO) dan dua astronomer di National Physical Laboratory (Teddington, England) menentukan hubungan dari hyperfine transition frequency atom caesium dan detik ephemeris.

            Dengan menggunakan metode pengukuran common-view berdasarkan sinyal yang diterima dari stasiun radio WWV, mereka menentukan bahwa gerakan orbital bulan disekeliling bumi, yang dari mana gerakan jelas matahari bisa diterka, di dalam satuan waktu jam atom. Sebagai hasilnya, di tahun 1967, General Conference on Weights and Measures mendefinisikan detik dari waktu atom dalam International System of Units (SI) sebagai


            Durasi sepanjang 9.192.631.770 periode dari radiasi sehubungan dengan transisi antara dua hyperfine level dari ground state dari atom caesium-133.  Ground state didefinisikan di ketidak-adaan (nol) medan magnet. Detik yang didefinisikan tersebut adalah sama dengan detik ephemeris. Definisi detik yang selanjutnya adalah disempurnakan di pertemuan BIPM untuk menyertakan kalimat

            Definisi ini mengacu pada atom caesium yang diam pada temperatur 0 K. Dalam prakteknya, ini berarti bahwa realisasi detik dengan ketepatan tinggi harus mengkompensasi efek dari radiasi sekelilingnya untuk mencoba mengextrapolasikan ke harga detik seperti yang disebutkan di atas.

            Setiap orang wajib tahu waktu karena kalau tidak tahu waktu bisa dicap sebagai orang kampungan yang tidak pernah makan bangku sekolahan. Oleh karena itu mari kita pelajari konversi atau perubahan waktu berikut ini :

1 Detik = Sama Dengan Seper 60 Menit (1/60 Detik)
1 Menit = Sama Dengan 60 Detik
1 Jam = Sama Dengan 60 Menit
1 Jam = Sama Dengan 3.600 Detik
1 Hari = Sama Dengan 24 Jam
1 Hari = Sama Dengan 1.440 Menit
1 Hari = Sama Dengan 86.400 Detik
1 Minggu = Sama Dengan 7 Hari
1 Bulan = Sama Dengan 28 Sampai 31 Hari
1 Bulan = Sama Dengan 4 Minggu
1 Caturwulan Atau Cawu = Sama Dengan 4 Bulan
1 Semester = Sama Dengan 6 Bulan
1 Tahun = 365 Sama Dengan Hingga 366 Hari
1 Tahun = Sama Dengan 12 Bulan
1 Dasawarsa = Sama Dengan 10 Tahun
1 Abad = Sama Dengan 100 Tahun


Read more >>




Bob Marley mempunyai seorang ayah bernama Norval Sinclair Marley, seorang kapten yang mengawasi tanah perusahaan Crown Lands milik Pemerintahan Inggris, dan ibunya yang bernama Cendella, seorang wanita pribumi yang terpikat hatinya oleh kapten Norval Sinclair Marley sesaat beliau berkunjung ke Nine Miles. Hubungan mereka menjadi pergunjingan warga setempat karena perbedaan ras, kapten Norval memiliki kulit putih, sedangkan Cendella sendiri berkulit hitam. Namun pada bulan Mei tahun 1944 Cendella hamil, dan tepat hari jumat dilaksanakanlah pernikahan antara kapten Norval dengan Cendella.


Bob Marley diberi nama asliRobert Nesta Marley yang terlahir pada tanggal 6 februari pada tahun 1945, lebih lengkapnya terlahir pada hari rabu pukul 2.30 setempat, dengan bobot enam setengah pon (3.25 Kg), bertempat di Nine Mile, Saint Ann, Jamaika. Konon pada malam kelahirannya, banyak orang melihat beberapa meteor jatuh, yang menurut keyakinannya akan lahir seorang tokoh besar.





Pada tahun 1950 Cendella dengan Bob Marley pindah ke Trench Town, Kingston, Jamaica.  Marley kecil mulai berinteraksi dengan geng-geng jalanan yang kemudian berlanjut menjadi gerombolan bernama “The Rudeboys”, selain itu dia dijuluki “Tuff Gong” oleh gerombolannya. Pada waktu itu Bob Marley sering mendengarkan musik R&B, soul, Reggae, dan di jalanan Kingston dia selalu menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat. Dikemudian hari ia mencoba memainkannya musik reggae di banyak studio musik kecil di Kingston.
Pada awal 1962 Bob Marley, Bunny Livingstone, Peter Mcintosh, Junior Braithwaite, Beverley Kelso dan Cherry Smith membentuk grup ska & rocksteady dengan nama The Teenager yang nantinya berubah menjadi The Wailing Rudeboys dan berganti nama lagi menjadi The Wailing Wailer dan akhirnya menjadi The Wailers. Pada tahun 1963 mereka mengeluarkan album perdana dengan hit Simmer Down. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai” (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. Pada bulan April 1966 Bob Marley kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I –Raja Ethiopia- ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari, kharisma sang Raja yang membawa ia menjadi penghayat ajaran Rastafari. Pada tahun 1967, bersama The Wailers, Bob Marley membawakan musik dengan menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap dia menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya.
The Wailer bubar pada tahun 1971, namun Bob Marley segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers, Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973-berisi hits “Get up, Stand Up” dan “I Shot the Sherrif” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976), dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya. Untuk tur-nya sendiri, Bob Marley and The Wailers melakukan tur keliling eropa pada tahun 1979, dan setelah itu melakukan 2 pertunjukan di Madison Square Garden dalam rangka merengkuh kulit hitam di Amerika Serikat. Hingga pada tahun 1978, Bob Marley menerima medali perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya.
            Pada tahun 1977, Bob Marley divonis terkena kanker kulit, namun disembunyikan dari publik. Pada tanggal 21 September tahun 1980, ia pingsan saat jogging di NYC’s Central Park. Kankernya telah menyebar sampai otak, paru-paru dan lambung. Penyanyi Reggae inipun akhirnya menghembuskan nafas terakhir di Miami Hospital pada tanggal 11 mei tahun 1981 di usia 36 tahun.
            Dua dekade setelah Bob Marley meninggal, intensitas (kebesaran) dia menempatkannya menjadi salah satu legenda yang masuk Rock n’ Roll Hall of Fame pada tahun 1994. Majalah time sendiri memilih lagu Bob Marley & The Wailers yaitu Exodus sebagai album terbesar pada abad ke-20, dan pada tahun 2001 ia memenangkan Grammy Lifetime Achivement Award. Pada tahun yang sama, Jeremy Marre dari Rebel Music, membuat film dokumenter tentang kehidupan Bob Marley. Dengan kontribusi Rita, The Wailers, anaknya, keluarganya, serta para pecintanya. Film tersebut menceritakan tentang Bob Marley, yang juga disertai kata-katanya sendiri. Film ini sendiri dinominasikan untuk The Best Form Music Video Documentary at The Grammies, serta penghargaan untuk beberapa kategori lainnya.

            “Pada umumnya di Indonesia, sosok Bob Marley banyak di identikan dengan ganja, padahal ganja adalah ritual serta bagian dari ajaran Rasfarian dan Bob Marley adalah penganutnya, jadi wajar bila ia mengkonsumsi, menjadikan syair, dan menyanyikannya. Bob Marley bukanlah hanya sekedar bintang musik yang sebagian rekamannya memecahkan rekor internasional, namun ia juga menjadi sebuah figure moral dan religious, dan sangat diakui banyak dari lagu-lagu Bob Marley bisa membawa perdamaian dan perubahan. Lagu-lagu Bob Marley akan menjadi karya-karya yang abadi dan terus menggema di seluruh dunia. “No Women No Cry” masih akan terus menghapus air mata dari wajah seorang janda, “Exodus” masih akan memunculkan ksatria, “Redemption Song” masih akan menjadi tangisan emansipasi untuk melawan segala tirani, “Waiting in Vaint” akan tetap menggairahkan, dan terakhir “One Love” akan terus menjadi himne perdamaian untuk seluruh dunia.”

Referensi di ambil dari :
-         Wikipedia
-         samuelbrian.wordpress.com
Read more >>
Melaksanakan Puasa merupakan sarana pembinaan bagi setiap muslim untuk membina dirinya, di mana masing-masing individu mengerjakan amalan yang dapat memperbaiki jiwa, meninggikan derajat, memotivasi untuk mendapatkan hal-hal yang terpuji dan menjauhkan diri dari hal-hal yang merusak. Juga memperkuat kemauan, meluruskan kehendak, memperbaiki fisik, menyembuhkan penyakit, serta mendekatkan seorang hamba kepada Rabb-nya. Dengannya pula berbagai macam dosa dan kesalahan akan diampuni, berbagai kebaikan akan semakin bertambah, dan kedudukan pun akan semakin tinggi.
Allah Ta’ala telah mewajibkan bagi kaum muslimin untuk menjalankan puasa sepanjang bulan Ramadhan, bulan tersebut merupakan sayyidusy syuhuur (penghulu bulan-bulan lainnya), padanya dimulai penurunan al-Qur-an. Bulan Ramadhan adalah bulan ketaatan, pendekatan diri, kebajikan, kebaikan, sekaligus sebagai bulan pengampunan, rahmat dan keridhaan. Padanya pula tedapat Lailatul Qadar yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Mengenai keutamaan bulan ini dan puasa pada bulan ini telah disebutkan dalam banyak hadits, dan yang dapat kami sebutkan di antaranya:
1. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Puasa itu adalah perisai. Oleh karena itu, jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah dia berkata-kata kotor dan tidak juga berlaku bodoh. Jika ada orang yang memerangi atau mencacinya, maka hendaklah dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’ (sebanyak dua kali). Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah Ta’ala daripada aroma minyak kesturi, di mana dia meninggalkan makanan, minuman, dan nafsu syahwatnya karena Aku (Allah). Puasa itu untuk-Ku dan Aku akan memberikan pahala karenanya dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” [1]
2. Hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Kesalahan seseorang terhadap keluarga, harta dan tetangganya akan dihapuskan oleh shalat, puasa dan shadaqah.” [2]
3. Hadits yang diriwayatkan dari Sahl Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya di Surga itu terdapat satu pintu yang diberi nama ar-Rayyan. Dari pintu itu orang-orang yang berpuasa akan masuk pada hari Kiamat kelak. Tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu selain mereka. Ditanyakan, ‘Mana orang-orang yang berpuasa?’ Lalu mereka pun berdiri. Tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu selain mereka. Jika mereka sudah masuk, maka pintu itu akan ditutup sehingga tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut.”[3]
4. Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika Ramadhan tiba, maka pintu-pintu Surga dibuka.” [4]
5. Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘aliahi wa sallam bersabda:
“Jika bulan Ramadhan telah masuk, maka pintu-pintu langit akan dibuka dan pintu-pintu Jahannam akan ditutup dan syaitan-syaitan pun dibelenggu.” [5]
6. Hadits yang juga diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa bangun pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diberikan ampunan kepadanya atas dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala maka akan diberikan ampunan kepadanya atas dosanya yang telah lalu.” [6]

BEBERAPA RAHASIA PUASA
Puasa merupakan sarana paling tangguh untuk membantu memerangi hawa nafsu serta menekan nafsu syahwat sekaligus sebagai sarana pensucian jiwa dan pemberhentiannya pada batas-batas Allah Ta’ala, di mana dia akan menahan lisannya dari berbicara sia-sia, mencela, serta menyerang kehormatan orang lain, berusaha menyebar ghibah (menceritakan kejelekan atau aib orang) dan namimah (mengadu domba) ke tengah-tengah mereka, puasa juga dapat menundukkan tipu daya, pengkhianatan, kecurangan, muslihat, serta mencegah upaya melakukan perbuatan keji, memakan riba, menyuap dan memakan harta manusia dengan cara yang bathil serta berbagai macam penipuan. Selain itu, puasa juga mendorong seorang muslim untuk sesegera mungkin mengerjakan perbuatan baik, baik itu shalat maupun zakat dengan cara yang benar serta menyalurkan kepada pihak-pihak yang telah ditentukan oleh syari’at. Dia juga akan berusaha mengeluarkan shadaqah serta melakukan hal-hal yang bermanfaat, berkeinginan keras untuk memperoleh rizki yang halal dan menghindarkan diri dari perbuatan dosa dan keji. [7]
Dengan demikian, di dalam puasa itu terkandung banyak keutamaan yang sangat agung. Selain itu juga memiliki berbagai rahasia besar yang sebagian di antaranya telah diketahui oleh banyak orang, sedang sebagian lainnya tidak diketahui.
Dan di antara rahasia dan manfaat puasa yang paling tampak jelas adalah sebagai berikut: [8]
PUASA MEMBENTUK AKHLAK MULIA
Puasa merupakan tempat penggemblengan diri bagi orang yang menjalankannya untuk membentuk akhlak mulia, akhlak ketakwaan, kebajikan, kebaikan, kepedulian, tolong-menolong, kasih sayang, kecintaan, kesabaran, dan akhlak mulia lainnya yang dibangun oleh puasa pada diri orang yang menjalankannya.
Puasa dapat membentuk muraqabah (rasa selalu berada dalam pengawasan Allah) bagi pelakunya. Bagi dirinya ada satu penjaga umum yang selalu mengawasi dirinya agar tidak ada sesuatu pun yang bersumber dari dirinya yang bertentangan dengan syari’at. Dialah yang membinanya dari dalam sehingga darinya muncul amal-amal lahiriah yang tunduk pada pengawasan ini.
Pernahkah engkau melihat orang yang berpuasa dengan penuh kejujuran dan kesungguhan kepada Rabb-nya melakukan kebohongan kepada orang lain? Pernahkah engkau melihatnya secara tulus ikhlas menjalankan puasanya dan kemudian melakukan kemunafikan di masyarakat? Sesungguhnya keikhlasan itu merupakan satu bagian utuh yang tidak mungkin dipisah-pisahkan, di mana puncaknya adalah ikhlas kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, barangsiapa yang tulus ikhlas karena Allah Subahanhu wa Ta’ala, maka sangat mustahil baginya untuk melakukan penipuan, kecurangan atau berkhianat. Oleh karena itu, puasa merupakan salah satu faktor dasar sekaligus pendalaman akhlak, pembangunan sekaligus pembentukannya untuk mengambil satu sifat amaliyah (perbuatan) yang semuanya berkumpul pada buahnya yang cukup jelas yang telah diingatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam kitab-Nya: “Agar kalian bertakwa.”
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Puasa memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam menjaga anggota tubuh yang bersifat lahiriah dan juga kekuatan bathin serta melindunginya dari faktor-faktor pencemaran yang merusak. Jika faktor-faktor pencemaran tersebut telah menguasai dirinya, maka ia akan rusak.
Dengan demikian, puasa akan menjaga kejernihan hati dan kesehatan anggota badan sekaligus akan mengembalikan segala sesuatu yang telah berhasil dirampas oleh nafsu syahwat. Puasa merupakan pembantu yang paling besar dalam merealisasikan ketakwaan…”[11]
PUASA MEWUJUDKAN KETENANGAN JIWA
Pergolakan akan berlangsung terus-menerus antara jiwa yang menyuruh berbuat kejahatan dengan jiwa yang menyuruh berbuat kebaikan. Setiap kemaksiatan yang dilakukan oleh seorang muslim adalah akibat dari penguasaan jiwa yang memerintahkan berbuat kejahatan. Sedangkan setiap upaya pendekatan kepada Allah yang dilakukan oleh seorang muslim adalah senjata kuat yang digunakan oleh jiwa yang memerintahkan berbuat kebaikan.
Oleh karena itu, puasa akan membangun kekuasaan jiwa, menguatkan serta meneguhkannya untuk melaksanakan risalahnya dan memfungsikan perannya dalam menjaga kedamaian dan ketenangan dalam diri seseorang. Peranan penting dari kekuasaan jiwa itu adalah pengarahan melalui kecaman dan teguran yang keras setiap kali gangguan jiwa berupaya untuk mengajak kepada kejahatan, memperdayanya atau menjebaknya agar tunduk kepadanya. Demikianlah, berbagai pertempuran bersembunyi di dalam jiwa dan berbagai kekuatan kebaikan akan menang, yang selanjutnya kedamaian dan rasa aman akan menyelimut dalam jiwa, kemudian beralih ke seluruh anggota badan sehingga bagian yang lain pun menikmati rasa aman dan ketenangan. Akhirnya semua kebaikan terealisasi bagi setiap muslim yang menjalankan puasa.
PUASA MERUPAKAN SALAH SATU WUJUD DARI KESATUAN UMAT ISLAM
Puasa merupakan satu penampakan praktis dari berbagai penampakan kesatuan kaum muslimin, kesetaraan antara si kaya dan si miskin, penguasa dan rakyat, orang tua dan anak kecil, serta laki-laki dan perempuan. Mereka berpuasa untuk Rabb mereka, seraya memohon ampunan-Nya dengan menahan diri dari makan pada satu waktu dan berbuka dalam satu waktu juga. Mereka sama-sama mengalami rasa lapar dan berada dalam pelarangan yang sama di siang hari, sebagaimana mereka mempunyai kedudukan yang sama dalam mengibarkan syi’ar-syi’ar lain yang berkenaan dengan puasa.
Dengan demikian, puasa merealisasikan semacam kesatuan tujuan, rasa, nurani, dan tempat kembali di masyarakat yang berpuasa.
Secara keseluruhan, umat Islam berdiri dalam satu barisan pada satu musim tertentu setiap tahun dan dalam beberapa hari tertentu di antara seluruh umat manusia ini. Ia merupakan barisan penghubung antara bangsa-bangsa yang kuat, antara komponen dari umat Islam secara keseluruhan, meskipun tempat tinggal mereka berjauhan dan berada dalam satu ikatan yang ditempatkan di hadapan satu pengalaman, yang memiliki satu pengaruh dan dalam satu penampakan kebersamaan.
Dengan demikian, hati dan perasaan mereka akan menjadi semakin erat dan akrab sehingga menjadi satu hati yang mengarah kepada kehidupan dengan satu pandangan.
Inilah satu teladan yang baik bagi persatuan antara berbagai masyarakat dari umat ini, bahkan sebagai teladan yang ideal bagi setiap kesatuan dalam kehidupan ini. Sebab, ia merupakan kesatuan yang bersumber dari nurani dan menciptakan masa depan serta tempat kembali dan membangkitkan berbagai kemuliaan dari dalam diri yang nampak secara lahiriahnya, sehingga terwujudnya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kalian semua, agama yang satu dan Aku adalah Rabb kalian, maka bertakwalah kepada-Ku.” [Al-Mu'minun: 52]
Kesatuan yang diwujudkan oleh puasa ini merupakan kesatuan permulaan, karena ia merupakan buah dari ibadah yang sungguh-sungguh.
Kesatuan nurani, karena ia bersumber dari amal perbuatan perasaan yang didasarkan pada perencanaan jiwa kemanusiaan.
Kesatuan tempat kembali, karena ia menggiring umat ini secara keseluruhan kepada satu tempat kembali yang berakhir padanya dan berdiam di sana, yaitu takwa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikannya sebagai buah dari puasa.
Kesatuan rasa, karena ia menyatukan rasa dan perasaan umat pada satu tujuan dan menempatkannya pada satu jalan.
Kesatuan aqidah, karena ia bersumber dari keimanan dan keyakinan dan bertengger di udara takwa dan ibadah. [12]
Dalam penampilannya yang cukup mengesankan, kesatuan ini memberikan gambaran yang benar mengenai kesatuan besar yang menyamaratakan semua anggota umat meskipun terdapat perbedaan jenis, warna kulit, dan kebangsaan. Jika engkau ingin membuktikan hal tersebut, silakan arahkan pandanganmu pada saat berbuka di negara yang aman, di Baitullah, untuk menyaksikan ratusan ribu orang yang berbuka bersama dalam satu waktu. Pernahkah engkau menyaksikan tampilan kesatuan yang lebih jelas dari ini? Pada hakikatnya, yang buta itu bukanlah pandangan mata, tetapi hati yang ada di dalam dada.
PUASA MEMILIKI PENGARUH BESAR BAGI KESEHATAN SECARA UMUM
Sesungguhnya pada puasa itu terkandung kesehatan yang besar dengan semua maknanya, baik kesehatan badan, perasaan, maupun rohani.
Dengan demikian, puasa dapat memperbaharui kehidupan seseorang dengan diperbaharuinya sel-sel dan dibuangnya sel-sel yang sudah tua dan mati serta diistirahatkannya perut dan organ pencernaan. Puasa juga dapat memberikan perlindungan terhadap tubuh, membersihkan perut dari sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna dan juga dari kelembaban yang ditinggalkan oleh makanan dan minuman.
Banyak para dokter menyebutkan berbagai manfaat puasa, di antaranya bahwa puasa dapat mempertahankan kelembaban insidentil sekaligus membersihkan pencernaan dari racun yang ditimbulkan oleh makanan yang tidak sehat, dan mengurangi lemak di perut yang sangat berbahaya bagi jantung, yang ia sama seperti pengasingan kuda yang akan dapat menambah kekuatannya untuk bergerak dan lari.
Sedangkan kesehatan rohani yang ditimbulkan oleh puasa adalah berupa bimbingan yang diberikan kepada orang-orang yang berpuasa karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengetahui tujuan dari penciptaan mereka, mempersiapkan mereka untuk mengambil semua sarana takwa yang akan melindunginya dari kehinaan, kerendahan, dan kerugian di dunia dan akhirat. Pada akhirnya hati mereka menjadi selamat dari penyakit syubhat dan penyakit syahwat yang telah menimpa banyak orang.
Syaikh Abdul Aziz bin Baaz telah mengatakan, “Pada puasa itu terdapat banyak manfaat dan hikmah yang besar, di antaranya adalah pembersihan, penggemblengan dan pensucian jiwa dari akhlak tercela dan sifat-sifat buruk, seperti tamak, rakus dan kikir, untuk kemudian dibiasakan dengan akhlak mulia seperti sabar, santun, dermawan, murah hati, dan pengerahan jiwa untuk mengerjakan segala hal yang diridhai Allah dan dapat mendekatkan diri kepada-Nya.
Manfaat puasa lainnya adalah membuat seorang hamba dapat memahami dirinya sendiri dan juga kebutuhannya, kelemahan dan kebutuhan dirinya akan Rabb-nya, juga mengingatkan diri akan keagungan nikmat Allah yang diberikan kepadanya, dan mengingatkan akan kebutuhan saudara-saudaranya yang hidup miskin, sehingga mengharuskan dirinya untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sekaligus memohon pertolongan agar dilimpahkan berbagai kenikmatan untuk selalu mentaati-Nya serta mengasihi saudara-saudaranya yang hidup miskin sekaligus dapat berbuat baik kepada mereka.
Selain itu, manfaat puasa juga dapat membersihkan tubuh dari pencemaran yang buruk dan memberikan kesehatan serta kekuatan. Hal tersebut telah diakui oleh banyak dokter. Bahkan mereka telah banyak mengobati pasien mereka dengan menggunakan puasa ini.” [13]
 http://rumahmadina.com/blog-artikel-islam/beberapa-keutamaan-puasa-dan-rahasia-rahasianya/
Read more >>