on Minggu, 17 November 2013
LKM (Latihan Kepemimpinan Mahasiswa) adalah salah satu alur kaderisasi KEMAKOM UPI. Walaupun ini bukan puncak dari alur kaderisasi, tapi panitia LKM 2012 memutuskan mengadakan acara camping di LKM, sedikit berbeda dengan LKM sebelumnya camping di laksanakan pada acara pelantikan.  LKM 2012 bertempat di CIC (Ciwangun Indah Camp), Lembang, Bandung.

Disini, peserta LKM di didik tentang kepemimpinan dengan harapan para Mahasiswa Baru (sebagai peserta LKM) dapat menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.  Banyak materi yang di ajarkan di LKM. Seperti, Materi tentang kepemimpinan, simulasi Sidang, simulasi Aksi (Demonstrasi), dll. hal ini membuat para peserta LKM mendapat banyak pengalaman menarik.

Namun, acara tidak terlalu lancar. Hal ini di karenakan LKM di laksanakan pada musim hujan. Saat hujan deras, banyak tenda yang tergenang air. Barang bawaan seperti baju, makanan ringan, tas terendam, dll. bahkan ada tenda peserta akhwat yang rubuh karena hujan yang di barengi dengan angin kencang. Sleeping bag yang menjadi tempat tidur pun basah sehingga membuat cuaca dingin Lembang menjadi semakin dingin. 

Tak hanya materi yang di berikan. Di LKM ini pun ada acara “pos-posan”. Peserta yang sudah mendapat kelompok sebelum acara LKM ini berlangsung, dilatih untuk bekerja sama. Sebenarnya ini hanya game, tetapi “pos-posan ” ini adalah game yang memerlukan kerjasama, kecerdikan, ketelitian.

Malam terakhir para peserta di bangunkan sekitar pukul setengah 3. Lagi-lagi cuaca yang menghambat para peserta untuk kondusif. Banyak peserta yang menggigil, belum lagi ada jaket peserta yang basah. mau gak mau harus di pakai karena di wajibkan memakai jaket pada saat itu. Banyak yang memaksakan karena para peserta takut di hukum. ya menurut saya ini semi militer sih. :D.

Setelah mendengarkan panitia yang berbicara di depan barisan peserta (walau gak fokus karena menggigil), peserta di perintahkan menutup matanya dengan syal yang dibawa ( syal wajib di bawa oleh peserta). Kali ini, peserta di bentak, di marahi, kesalahan peserta di ungkap semua. Ada yang paling berkesan kali ini. Tentang kekompakan. Entah panitia atau tamu, oleh mereka peserta yang merasa salah di hukum push up. Karena tidak semua kesalahan di lakukan sendiri, artinya ada orang lain yang terlibat atas kesalahan orang lain, maka di lihat lah kekompakan angkatan dengan jumlah orang yang push up. Bisa saja salah satu peserta yang salah tidak ikut push up. Karena semua mata peserta di tutup. Sedangkan panitia,” ya udah lah panitia gak akan kenal sama gue, kalem aja. Palingan ntar di push up sendirian” itu yang saya ucapkan didalam hati.


Setelah para pesrta di marahi atas kesalahan yang di perbuat, maka sekarang para peserta di perintahkan untuk membuka syal mereka. Dan disini para peserta melihat sebuah api unggun di depan kami. Inilah Makrab (malam keakraban), membuat udara dingin Lembang menjadi lebih hangat.  Dan panitia pun meminta maaf jika ada panitia yang berlebihan. Karena KEMAKOM adalah KELUARGA.  Setelah itu kami pulang dan “Plasa” (Pelantikan Mahasiswa Biasa) menanti kami.

- Khairudiin Amwal Siatan - 

Read more >>
        LKM atau Latihan Kepemimpinan Mahasiswa adalah rangkaian kaderisasi yang diadakan oleh Keluarga Mahasiswa Komputer atau KEMAKOM. LKM untuk tahun 2012 adalah puncak dari kaderisasi, biasanya puncak itu erat kaitannya dengan camping.
     Pada LKM 2012, bertempat di CIC atau Ciwangun Indah Camp yang ada di Lembang Bandung. LKM ini diadakan selama 3 hari 2 malam, dengan rangkaian acara yang begitu seru dan juga menegangkan. Apa saja rangkaian acara LKM 2012? Karena LKM itu sendiri adalah latihan kepemimpinan, tentu acaranya adalah tentang melatih pribadi agar menjadi seorang pemimpin yang baik dan teladan. Di LKM ini diberikan materi-materi tentang kepemimpinan, sidang, demokrasi, dan lain sebagainya. Pematerinya pun tidak asal pemateri, tetapi benar-benar seseorang yang berkompeten di bidangnya.
Selain materi, acara LKM 2012 ini ada outbound yang konten nya yaitu ‘pos-posan’. Di dalam acara ini, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, dan diharuskan untuk mencari pos-pos yang terletak di beberapa tempat pada rute yang sudah ditentukan oleh panitia. Pos-posan tidak hanya untuk bermain semata, didalam pos-posan ini ada games-games yang membutuhkan kerjasama, ketelitian, kepercayaan, dan hal-hal lain yang perlu ada dalam diri pemimpin.

Pada malam terakhir LKM, para peserta dibangunkan dini hari sekali dan dibariskan di suatu lapangan. Pada saat itu, mata seluruh peserta ditutup oleh syal yang diikatkan di kepala mereka. Disini lah puncak ketegangan LKM ini, disini lah para peserta mendapatkan rasa takut dan tegang yang luar biasa. Keheningan mengisi lapangan ketika para peserta dibariskan, dan panitia mengelilingi peserta. Para peserta ditanya akan tanggung jawab atas perilakunya, ada perilaku yang tidak sopan, tidak baik, atau mungkin menyakiti hati para kakak tingkat. Ada peserta yang sampai terjatuh, entah karena apa namun terdengar suara orang terjatuh. Suara teriakkan terdengar keras menanyakan tanggung jawab peserta akan kelakuannya. Disinilah tensi dari acara LKM berada pada puncaknya, sebagian peserta hanya bisa berdiri terdiam, mendengar perkataan panitia dan alumni, dan hanya sebagian kecil perserta yang bisa angkat bicara. Waktupun bergulir, situasi tersebut akhirnya mereda, peserta sudah diperbolehkan melepas syal yang menutup mata mereka, dan acara LKM 2012 pun diakhiri oleh api unggun.


Satu hal unik yang diajarkan oleh Presiden KEMAKOM 2012 dalam LKM ini, yaitu tarian maga-maga. Para peserta tidak tahu darimana asalnya tarian ini, namun setelah diajarkan oleh Lucky Hermansyah, Presiden KEMAKOM 2012, para peserta tampak senang dan antusias dalam memperagakan tarian maga tersebut. LKM ini lah yang menyatukan para peserta, LKM ini lah yang menempa kami menjadi pribadi yang lebih baik, LKM ini lah yang memberi kami pengalaman berarti, dan LKM ini lah, kami merasakan kekeluargaan yang erat, tidak hanya antar 2012, namun seluruh angkatan. Karena KEMAKOM itu.. Keluarga.

- Nur Fuad Muhammad -


Read more >>
Kaderisasi itu layaknya tangga semakin atas kita mendekati puncaknya tapi perlu kerja keras untuk melewati setiap tahapnya. Sama seperti kaderisasi di universitas mulai dari kita saling mengenal antar senior dan sesama yang diwadahi dalam acara RAM(Registrasi Anggota Muda) yang  diselenggrakan oleh semua fakultas namun namanya berbeda.Dalam acara itu sebagai mahasiswa baru keluar dari BAUK tiba-tiba langsung dijemput oleh senior dari antah berantah yang kita ga kenal terus tiba- tiba   “kepo” kalau kata anak muda sekarang ngajak kenalan nanyain asalnya darimana dan blablablabla... lalu kita diajak ke markas jurusan kita disambut dengan teriakan “selamat datang” dan diwawancara dari meja ke meja rasanya masih bingung dan mikir “sebenernya gue mau diapain disini?” dengan hati yang lapang akhirnya setiap wawancara pasang senyuman paling indah dan menjawab semua pertanyaan yang dijawab oleh senior. Akhirnya lega juga setelah beres wawancara tapi ternyata masih ada satu tahapan lagi yaitu foto – foto pake properti yang disediakan panitia. pasti semua yang difoto selalu pasang senyuman dan gaya paling kece biar banyak yang ‘ngeceng’.
RAM akhirnya beres tapi jangan seneng dulu ternyata ada lanjutannya yaitu kaderisasi tahap kedua yaitu BMAIL biar maru makin gaul dan eksis dan bisa kenalan sama kaka tingkat. Jadi pada acara tersebut kita para akhwat dan ikhwat dikelompokin berdasarkan gender lalu dikasih mentor buat ngebimbing kita selama masa kaderisasi, intinya sih kita bakan dibantu buat kenalan sama dunia kampus diajarin cara bergaul yang baik dan benar , lalu kita lebih mendalami ilmu agama ya seperti mengaji bareng setiap berkumpul lalu belajar untuk percaya diri di setiap kondisi eitss tapi kita bisa curhat juga loh ke kaka mentornya misalnya kita ngeceng senior atau masih ngerasa ga yakin bisa ngejalanin jurusan ilkom karena masih terbayang pilihan pertama semua bisa diceritain dan pasti dikasih solusi sama kaka mentornya. Kalau kita bosen kumpulnya di kampus bisa request kumpul di tempat makan atau tempat hiburan yang penting kita bisa ngerasain aman dan nyaman tentunya. Pada tahap akhir BMAIL panitia ngadain acara penutupan gitu ya semacam outbond keliling kampus tepatnya. Setiap kelompok harus nyari pos sesuia ketentuan dan ngelaksanain tantangan untuk mendapatkan esensi dari setiap permain tentunya dpet poin atau bintang buat dikumpulin.
Okey kita lanjutkan cerita ke LKM apa sih LKM ? dimarah – marahin ga? Duh, salah besar kalau mikir kayak gitu , LKM(Latihan Kepemimpinan Mahasiswa) itu sebagai alur untuk melatihan jiwa kepemimpinan kita loh. Saat acara kita  kedatangan para pemateri hebat yang ngajarin cara AKSI atau semacam demo lah trus ada sidang buat milih ketua angkatan. Kebetulan banget waktu sidang saya terpilih sebagai presidium 3 tugasnya yang cuman nyatet setiap hal yang penting selama sidang semacam sekertaris gitu temen – temen yang lain ada  jadi fraksi , presidium 1 , presidium 2 , dan kaka tingkat selaku peninjau. Perdebatan panas selama sidang udah jadi bumbu paling manis deh. Tapi yang paling seru itu saat AKSI kita simulasikan lagi demo depan kantor rektorat terus bawa tulisan – tulisan “Turunkan harga BBM” lalu nyanyi lagu perjuangan rasanya kayak aktifis yang di tampilin di berita TV.  Tapi banyak banget esensi yang kita dapet seperti kebih kritis dalam berpendapat , berani, percaya diri, dan pastinya jiwa kepemimpinan lebih terasa. Point pentingnya selama kuliah jangan kayak kupu –kupu (kuliah pulang kuliah pulang) tapi harus ikut organisasi juga biar skil terasah dan nambah pengalaman juga.
Tahap terakhir kaderisasi ini ialah PLASA (Pelantikan Anggota Biasa) pasti yang kepikiran nginep di hutan belantara trus bangun shubuh – shubuh. Kenyataannya mirip dikit sih tapi ini lebih seru dari yang kita pikirin. Pada acara tersebut kalau angkatan saya kemping di tempat latihan tentara daerah ujung berung. Wow, rasanya harus becek- becekkan tapi tetap sigap dalam setiap kondisi. Kita harus kompak seangkatan dalam rangkaian acara PLASA itu biar setiap  susah senang dapat dirasakan bersama. Serunya kita ngikutin acara mulai dari pemberian materi, sholat berjamaah, upacara pembukaan, jurit malam, tracking ngelilingin rumah warga, ngasih bantuan ke warga sekitar, outbond ke kebun teh dan banyak banget acara. Rugi jadinya kalau ada yang ga ikutan pengalaman sekali seumur hidup bisa liburan sambil kaderisasi bareng temen – temen seangkatan. Nah itu ceritaku apa ceritamu?
So, jangan pernah nyerah sebelum kaderisasi nya beres ya, Let it flow aja ! dan ambil setiap esensi dari tiap kegiatanya ini bermanfaat buat masa depan kamu juga kan.


- Ashri Dinimaharawati -

Read more >>
on Selasa, 12 November 2013
Kepemimpinan adalah salah satu sifat penting dalam pembentukan karakter,kepemimpinan juga  sebagai landasan dasar dari sosok sosok calon pemimpin masa depan.
Dan di zaman sekarang sosok kepemimpinan sudah mulai banyak meredup dan menghilang karena banyaknya kaum pemuda sendiri yang sudah salah dalam pergaulan sehari hari sehingga tak ajrang kita temui banyak pemuda mabuk mabukan,menggunakan narkoba dan obat obatan terlarang bahkan sampai tawuran sehingga menyebabkan timbul nya banyak korban ini semua adalah salah satu efek pudarnya sifat kepemimpinan di Indonesia.
            Pemimpin itu bukan sosok yang harus dihormati. Tapi pemimpin adalah sosok yang  bisa menghormati.Pemimpin juga bersifat transparan ke setiap anggota yang dipimpinnya jika pemimpin sendiri tidak transparan maka anggotanya sendiri akan lebih tertutup.
            Sosok pemimpin sendiri dikenal dengan sosok pria yang tangguh,tapi pada dasar nya pemimpin bukan hanya pria saja bahkan wanita pun bisa menjadi pemimpin asal memiliki jiwa kepemimpinan dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi atas apa yang dipimpinnya.Penumbuhan sifat kepemimpinan ke setiap pemuda di indonesia sangatlah penting karena sifat ini yang kelak akan membuat indonesia lebih maju dan berkembang sifat inilah yang juga kelak akan menjadikan setiap orang di indonesia sebagai tunas tunas pengganti dan penerus perjuangan para pejuang.

            Dan beberapa yang harus di ingat yaitu Pemimpin bukanlah sosok yang selalu benar pemimpin bukan lah orang yang maunya enak sendiri.Pemimpin ialah orang yang sadar ketia ia salah dan pemimpin juga ialah orang yang mau susah dan terjun ke lapangan langsung.

- Siswo Handoko - 
Read more >>
Jika mendengar kata waktu tentu nya kita langsung teringat akan hal-hal yang dulu pernah terjadi, sekarang maupun yang akan datang, namun waktu lebih dari sekedar itu, waktu adalah suatu hal yang dimiliki oleh semua orang namun tidak semua orang bisa memanfaatkan semua waktunya dengan baik
Waktu adalah salah satu dari nikmat yang telah allah Swt karuniakan kepada umat manusia, nikmat mendasar dan mahal akan tetapi banyak dari kita yang lalai akan waktu, Di dalam waktu terdapat kesehatan, kesenangan, kekayaan serta rasa sakit
Waktu setiap detik nya terus bergulir, apakah kita pernah berfikir walaupun sekali hal apa yang telah kita lakukan hari ini dengan waktu yang kita punya, apakah kita telah melakukan semua kewajiban kita ,apakah dalam 1 hari ini kita telah menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain ?
Apakah kita sadari bahwa kita telah menjadi bagian dari orang yang menyia-nyiakan waktu, karena waktu yang kita punya, kita pergunakan hanya untuk sekedar bermain games online, social media dan masih banyak lagi yang tentunya hanya sia-sia dan merugikan diri kita sendiri.
yang lebih memprihatinkan lagi indonesia Negara yang kita cintai ini tanpa disadari juga memiliki budaya negatif yaitu “ LALAI AKAN WAKTU” yang disebabkan karena lalai dan kurang nya kepeduliaan kita terhadap waktu. Harus nya kita melihat dan mencotoh Negara jepang yang selain terkenal akan teknologi nya, jepang juga terkenal dengan budaya menghargai waktu, jepang sangatlah menghargai waktu walaupun 1 menit, banyak nilai-nilai dan sikap yang telah jepang tunjukan dalam hal menghargai waktu, misal nya saja di dalam suatu keberangkatan kereta di jepang, kereta tersebut tidak pernah terlambat walaupun 1 menit, dan jika terjadi keterlambatan itu biasanya di karenakan adanya kecelakaan, dan tiap-tiap penumpang diberikan sebuah bukti tertulis penyebab kereta mengalami keterlambatan, jepang adalah Negara yang sangat perduli akan waktu, bahkan traffic light pun mereka atur sedemikian rupa agar pengendara, dan orang-orang bisa berlalu lalang tanpa adanya kemacetan yang berarti, di dalam sebuah acara internasional pun jepang menjadwalkan waktu kedatangan para tamu berdasarkan karakter dari masing-masing Negara tamu yang akan datang ke acara tersebut, sungguh betapa malu nya negara kita terhadap jepang akan masalah waktu.
Kalau kita tidak merubah itu dari sekarang maka siapa lagi ? apakah kita harus menunggu untuk dapat hukuman terlebih dahulu baru kita akan sadar akan penting nya waktu, memanfaatkan waktu dengan baik dan benar adalah suatu kebaikan dan kebanggaan untuk kita.
Waktu adalah hal tidak akan pernah kembali, waktu yang sekarang datang pun akan pergi begitu saja, maka jangan biarkan penyesalan selalu menghiasi hari-hari kita karena kelalaian kita terhadap waktu, maka dari itu kita harus menjadi pribadi yang bisa mengatur waktu dengan baik karena waktu adalah investasi yang paling mahal dan berharga bagi kehidupan kita dan ingat !! waktu tidak akan pernah menunggu siapapun


 - Slamet Yudo - 
Read more >>
on Minggu, 10 November 2013
KEPEMIMPINAN
Menurut :
Thomas Carlyle (1888), Herbert Spencer (1896)
The ‘Great Man’ Theory
Ø  Kepemimpinan Adalah Kemampuan yang melengkat, Pemimpin dilahirkan bukan dibentuk.
Ø  Pemimpin Besar Muncul sebagai heroic, mitos dan ditakdirkan karena diperlukan
Ø  Disebut “Great man” karena pada saat itu pemimpin dianggap laki-laki.

Pada hakikatnya seorang pemimpin tidak memihak atau membedakan mau perempuan atau laki diindonesia sendiri juga pernah dipimpin oleh seorang wanita yang kuat dan tangguh satu-satunya wanita yang berkesmpatan memimpin Negara Indonesia dan masih banyak perempuan tangguh lainnya. yang pasti seseorang pemimpin yang baik adalah seseorang yang berkemampuan yang telah melekat pada pribadinya,  dapat mempengaruh orang-orang yang dipimpinnya, dan seseorang dalam upaya bertindak yang paling baik dalam suatu situasi yang sedang dihadapi.
ciri-ciri Pemimpin yang baik:
1.      Komitmen
Komitmen dalam tindakan, ucapan bagi setiap tindakan yang dilakukandalma proses membangun sesuatu yang ingin dicapai.
2.      Peduli dengan Anggotanya.
hal yang terpenting dalam diri seseorang pemimpin adalah peduli dengan anggotanya. pemimpin yang baik akan lebih memperhatikan kemampuan  yang ada dalam diri anggotanya, dengan mengembangkan kemampuan anggotanya akan memaksimalkan dan memudahkan pencapaian yang ingin dituju itulah pemimpin yang hebat
3.      Sikap Positip dan menginspirasi
Pemimpin yang baik selalu berpikir positif agar orang-orang yang dipimpinnya dapat tetap merasa nyaman dengan pimpinannya serta, hampir semua tindakannya harus baik supaya dapat dicontoh dan menjadi inspirasi anggotanya.
4.      Komunikasi
Seseorang yang berhasil menjadi seseorang pemimpin adalah ornag-orang yang mampu berkomunikasi dengan baik.
kemampuan berkomunikasi inilah yang menjadikan apa yang sednag dibicarakan menjadi jelas dan tersampaikan dengan baik dan bisa menyelaraskan semua anggotanya sehingga mudah bagi anggotanya dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
5.      Cepat Menangani Masalah
Ketika dalam suatu sistem atau organisasi sudah terbentuk pastilah cepat atau lambat, besar atau kecil pasti akan menemukan masalah, pemimpin yang baik akan lebih cepat merespon dan menanggapi apa yang sedang terjadi didalam masa kepemimpinannya, dan berupaya mencari solusi paling tepat sehingga masalah yang ada tidak menjadi berlarut-larut.
6.      Humoris
sifa yang satu ini juga sangat penting dalam diri seorang pemimpin, karena seorang pemimpin yang baik akan selalu membuat anggotanya tertawa sekalipun mereka sedang mendapatkan masalah, pemimpin yang baik tidak akan terlalu menjadikan masalah itu sebagai beban tetapi dengan senang hatinya anggota dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan senang hati.

7.      Percaya Diri
Percaya diri adalah salah satu yang menjadikan seseorang layak menjadi seseorang pemimpin, tanpa kepercayaan diri yang baik akan  menjadikan seseorang lebih kuat sekalipun keadaan yang dihadapi sangat genting. pemimpin yang bisa mengangkat harkat martabat instansi yang dipimpinnya sehingga masalah yang sedang dihadapi dapat diatasi dengan baik.
Model atau Model Kepemimpinan:

1.     Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh tanpa menerima masukan dari bawahannya. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
gaya seperti ini kurang baik bagi seorang pemimpin dalam memimpin, karena
  • Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pimpinan.
  • Bawahan, oleh pimpinan hanya dianggap sebagai pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.
  • Bekerja keras, disiplin tinggi dan tidak kenal lelah.
  • Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya hanya penawaran saja.
  • Memiliki kepercayaan rendah terhadap bawahan dan kalaupun kepercayaan diberikan, di dalam dirinya penuh ketidakpercayaan.
  • Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.
  • Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.
Tetapi biasanya pemimpin yang otoriter memiliki sifat pekerja keras dan  memiliki sifat disiplin yang tinggi dan dalam pengambilan keputusan lebih cepat karena tanpa musyawarah.

2.    Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para anggota yang dipimpinnya. dan  Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan semua anggotanya sebagai bagia yang penting dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para anggotanya.
Kelebihan Kepemimpinan democratic
Ø   Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
Ø  Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.
Ø   Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.
Ø  Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.
Ø   Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
Ø   Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.

Kelemahan gaya kepemimpinan demogratis:
Ø  Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak
Ø  Sulitnya pencapaian kesepakatan akan lebih baik kalau pemimpin yang menganut gaya ini memiliki sifat disiplin yang tinggi dan pekerja keras.

3.    Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para anggotanya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
Kelebihan gaya kepemimpinan Santai:
Ø  Bawahan tidak terlalu tertekan
Ø  Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal dari pemimpin.
Ø  Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberi informasi pada saat ditanya.
Ø  Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk mencapai tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.

Kelemahan gaya kepemimpinan Santai:
Ø  tidak terlalu berperan serta
Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
Ø  Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau mengatur suatu kejadian.
Ø  Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.

Ø  Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.
Read more >>
Apa sih kepemimpinan itu?

Menurut kamus besar bahasa indonesia offline, kepemimpinan itu berasal dari kata “pimpin”.
Kepemimpinan yaitu perihal pemimpin; cara memimpin.

Pemimpin yaitu : 
1. Orang yang memimpin;
2. Petunjuk; buku petunjuk(pedoman)

Memimpin yaitu:
1. Mengetuai atau mengepalai(rapat, perkumpulan, dsb);
2. Memenangkan paling banyak;
3. Memegang tangan seseorang sambil berjalan(untuk menuntun,menunjukkan jalan, dsb); membimbing;
4. Memandu;
5. Melatih(mendidik, mengajari, dsb) supaya dapat mengerjakan sendiri.

Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

Bagaimanakah ciri-ciri seorang pemimpin itu?
Menurut Raymond Cattel, ada 10 ciri pemimpin yang efektif, yaitu:
  1. Kestabilan emosi
  2. Dominasi
  3. Antusiasme
  4. Kesadaran
  5. Keberanian sosial
  6. Keyakinan diri
  7. Compulsiveness
  8. Intuitif
  9. Empati
  10. Karisma


Seperti apakah karakter yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin masa depan?
  1. Jujur
  2. Kompeten
  3. Berpandangan ke depan
  4. Menginspirasi
  5. Cerdas
  6. Adil (fairness)
  7. Berwawasan luas
  8. Berani
  9. Lugas
  10. Imajinatif


Bagaimanakah cara melatih kepemimpinan ?
  1. Bicaralah
  2. Jangan berpartisipasi dalam urusan politik
  3. Tumbuhkan keberanian ketika menghadapi masalah
  4. Selalu mencari informasi
  5. Lengkapi diri dengan “senjata” untuk masa depan
  6. Jauhkan gosip dari tim
  7. Selalu ingat nilai utama dari organisasi
  8. Perhatikan semua anggota tim
  9. Memberikan penghargaan
  10. Berani untuk berbeda dari yang lain


- Dian Citra Buana -





Read more >>
on Minggu, 20 Oktober 2013

Read more >>
on Kamis, 17 Oktober 2013
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
Ø Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
§  Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
§  Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
§  Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
§  Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
Ø Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
§  Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

§  Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Ø Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
Ø Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
Ø Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.
ü Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
ü Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
ü Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
ü Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat orang – orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi.
Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya merupakan pemimpinyan terbaik.fiedler telah mengembakan suatumodel pengecualian dari ketiga gaya kepemimpinan diatas,yakni model kepemimpinankontigennis.model ini nyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja.dengan teorinya ini fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara orientasi pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan organisasi. Ketiga variabel itu adalah hubungan antara pemimpin dengan anngota ( Leader – member rolations), struktur tugas (task strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position power). Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi pemimpin.
Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan (muturity) pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing – masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalm situasi yang tepat meskipun disadari bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah
·         Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
·         Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
·         Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai peningkatan kinerja.
·         Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”. Situational leadership mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari orang – orang yang dipimpinnya.
Ditengah – tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh adanya perilaku staf / individu yang berbeda – beda), maka untuk mencapai efektivitas organisasi, penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan situasional lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni :
v   Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
v  Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
v  Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan.
Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making) (Gordon, 1996 : 314-315).
Peran pertama meliputi :
ü  Peran Figurehead ® Sebagai simbol dari organisasi
ü  Leader® Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya
ü  Liaison ® Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk kepentingan organisasi.
Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni :
ü  Monitior ® Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan, atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.
ü  Disseminator ® Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta kepada bawahan.
ü  Spokeman ® Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang – orang di luar organisasinya.
Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu :
ü  Enterpreneur ® Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi.
ü  Disturbance Handler ® Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedang dalam keadaan menurun.
ü  Resources Allocator ® Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas – tugas bawahan, dan mengesahkan setiap keputusan.
ü  Negotiator ® Melakukan perundingan dan tawar – menawar.
Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3 macam peran pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni :
ü  Alighting ® Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.
ü  Aligning ® Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang menuju ke arah yang sama.
ü  Allowing ® Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara kerja mereka.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.




Referensi : http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/

- Aulia Hasanah -
Read more >>